Sabtu, 14 April 2012

Untuk da’wah yang kucinta...

Dalam sehari kita ketahui hanya 24 jam yang akan kita lalui,dalam sebulan ada 4 pekan yang kita miliki.tapi Nafas dakwah tidak terbatas oleh sekat waktu atau teritori.Dakwah akan selalu menggelora dalam kehidupan kita.Ya,hanya segolongan manusia yang memahami tujuan dakwah.tentunya dalam hidup ini wasilah dakwah yang kita gunakan beragam sektor.berwujud lembaga atau kelompok-kelompok diskusi kecil.Bukan lain atau tidak bisa kita pungkiri Asholah dakwah yang harus kita kokohkan bukan kepentingan golongan atau kelompok.Karena dakwah ini memiliki tujuan yang begitu mulia dihadapan Sang Khaliq.Allah adalah tujuan kami,Rasululloh teladan Kami,Al Qur’an adalah pedoman hidup kami,Mati syahid adalah cita-cita kami tertinggi.

Saya awali tausiyah ini mengenai waktu baik detik,menit,jam,hari,bulan bahkan tahun.semuanya tidak ada kesia-siaan.Jatah waktu yang Allah berikan pada kita tidak akan kita sia-siakan dengan aktivitas saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.Ya,itulah dakwah melakuakan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar.Ikhwahfillah yang dirahmati Allah,Apa yang terjadi disekitar kita jika waktu yang diberikan oleh Allah ternyata tidak cukup bahkan tidak sesuai dengan perencanaan dakwah kita?Ya,sejatinya kedewasaan kita dalam sebening prasangka,selembut nurani menjadi sikap yang kita ambil,bukan saling mempertahankan Hujjaah atau saling menghujjah mungkin,yang ujungnya saling menghujat!naudzubillah.........Makna persaudaraan bagi kita bukanlah merasa diri kita benar atu mencari pembenaran dari pertimbangan sudut pandang kita.Sungguh rosul pun memberikan teladan yang begitu indah dan mulia dalam mendebat.Ada pilihan untuk mendapatkan rumah disurga dengan menghindarinya “ Aku menjaminkan rumah di tengah-tengah surga,untuk orang menahan diri dari debat meski dia benar”Kata Sang Nabi dalam riwayat Abu Dawud.Terpujilah kita yang berakhlak mulia.

Wajiha dakwah yang kita miliki begitu banyak,sampai-samapi kita bingung mana yang harus kita selesaikan.Hal ini sering saya samapaikan kepada saudara-saudara saya.Kita pandai dalam mengelola lembaga,tapi perlu di ingat kepandaian kita mengelola lembaga belum tentu kita mampu mengelola dakwah itu sendiri.Sayap-sayap dakwah yang kita kembangkan seharusnya kita saling dukung dan topang bukan mempertahankan Hujjah diri kita untuk membela wajiha dakwah yang kita kelola Ikhwahfillah yang dirahmati Allah Lembaga Dakwah begitu mulia dibandingkan dengan Lembaga Event Organizer.Secara tegas kita harus bisa membedakan keduanya,Antara Amar ma’ruf nahi Mungkar dengan sekedar ingin dicap lembaga yang berduit karena sering banyak event besar.Mari luruskan niat kita kembali.Kalo frame kita masih berpikir Dakwah ini sama dengan Event Organizer maka yang terjadi banyak kekecewaan dari setiap pelakunya.karena Event organizer memiliki tujuan yang bersifat kedunawiaan,keuntunganlah,banyak yang menghadirilah tapi kalau semuanya berbalik kerugiaan dari apa yang dikeluarkan itu adalah kegagalan dalan Event itu snediri.Hal ini sangat berbeda jauh dengan lembaga dakwah.Setiap aktivitasnya berorientasi pada ridha illahi,keikhlasan,kesabaran.tanpa mengejar kebanggan diri dalam keberhasilan dakwahnya atau bahakan kekecewaan karena sedikit yang mengikuti kita.itu sangat jauh ikhwah dengan Event Organizer.Agenda dakwah yang sederhana bisa jadi menjadikan pintu Hidayah kebaikan begitu terbuka lebar bagi para perindu surga.

Masalah klasik yang sering muncul dalam lembaga Dakwah “bentroknya agenda-agenda kita”.Seperti saya sampaikan dikalimat sebelumnya bahwa Allah menyediakan waktu untuk kita mulai dari detik-tahun tidak akan kita sia-siakan.nafas dakwah akan kita hembuskan dalam kehidupan setiap insan.Banyak respon yang di munculkan oleh saudara-saudara kita.Pesan saya jangan sampai seperti ciri penebar duri,ia dalah sosok lelaki Quraisy berwajah tampan,berkulit putih,bermata juling dan berkaki Pincang.Dialah paman Sang Nabi,Abu lahab.Uniknya lagi Abu Lahab dan isterinya Ummu Jammil,pernah beberpa kali menebarkan duri dijalan yang dilalui oleh Rosulullah hingga kaki beliau terluka dan berdarah.

Nah,Apakah kita memiliki duri-duri runcing seperti halnya Landak?Mungkin Ya.Tapi apakah dalam persaudaraan kita akan menebarkan duri disekitar kita hingga menyakiti sesama?Katakan dengan penuh yakin dan penuh doa “Insya Allah tidak”
Seringkali kejadianseperti Masalah klasik diatas  dalam Lembaga Dakwah masih saja banyak landak-landak penebar duri,dimana kesalahan-kesalahn sesama menjadi bahan perbincangan hangat bagi para sesama Landak.Apa jadinya jika landak-landak berkumpul sesama landak,dan mereka serupa dalam kerja kerja menebar duri?Landak itu tak pernah mempesona bagi sahabat-sahabatnya.Ketika para landak berkumpul menjadi satu ia akan saling menyakiti.Semakin dingin diluar maka Semakin kita berkerumun untuk mendapatkan kehangatan.Namun semakin dekat landak satu sama lain,semakin parah pula kita saling menyakiti dengan duri kita yang panjang dan tajam.Dalm persaudaraan kita berlindung kepada Allah agar tak menjadi landak penebar duri yang berkahir dalam kehinaan sunyi.

Ikhwahfillah yang di Rahmati Allah,Masalah klasik yang kita bahas bukan dengan cara menebar duri kita menyikapi tapi dengan Sebening prasangka  terhadap saudara kita.Dalam persaudaraan,Siapa kita juga menentukan bagaiman kita memandang dunia dan apa yang menjadi sikap kita atasnya.Maka diawal-awal,bagaimana cara kita memandang diri akan sangat berpengaruh terhadap segala sesuatu.Siapakah kita?Cobalah jawab pertanyaan ini..Tapi sebelum itu kita perhatikan jawaban dari seorang Pemuda Muslim yang dinilai sangat berhasil menjalin hubungan indah dengan orang-orang disekitarnya.Luasnya cakupan ukhuwahnya samapi mendapat sebutan Bapak Persaudaraan pad abad ke 14 H.
“Akulah petualang yang mencari kebenaran.Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiaannya ditengah bani adam.Akulah mujahid yang berjuang menegakan kehormatan,kebebasan,ketenangan dan kehidupan yang baik bagi tanah air dibawah naungan islam yang Hanif”kata Hasan Al Banna.
“Akulah lelaki merdeka”.Lanjutnya.”Ynag telah mengetahui rahasia wujudnya,maka ia akan berseru ,”Sesungguhnya shalatku, ibadahaku,hidupku ,dan matiku hanya milik Allah, Rabb semesta alam tidak ada sekutu baginya. Kepada yang diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri”
Dalam Persaudaraan kita belajar untuk mengenali kebaiakan yang mengintip,mempercayainya dan memberinya kesempatan untuk tampil mengemuka.Ya Tugas kita adalah berbaik sangaka.Bahwa seringkali kita anggap sebagai musibah,mungkin saja bukanlah musibah itu sendiri.Dalam persaudaraan kita mengembangkan berbagai sudut pandang untuk selalu berprasangka baik pada sesama.Bagiamana masalah klasik diatas yang sering kita hadapi pada lembaga kita?banyak pilihan.Selembut nurani untuk memahami saudara kita serta berbaik sangka atau mejadi Landak penebar duri.Selembut nurani mengajarkan pada orang lain apa yang mereka lakukan andai mereka dalam situasi kita?

Kita,Prasangka,Mereka
(Salim A.Fillah)
Kita hidup ditengah-tengah khlayak
Yang selalu berbaik sangka
Alangkah berbahayanya
Terlalu percaya pada baik sangka mereka
Membuat kita tak lagi jujur pada diri
Atau menginsyafi,bahwa kita tak seindah prasangka itu
Tapi keinsyafan membuat kadangterfikir
Bersediakah mereka menjadi saudara
Saat tahu siapa diri kita sebenarnya
Kadang terasa bersediakah dia tetap menjadi sahabat
Saat tahu hati kita tak tulus,penih noda dan karat
Dan bersediakah dia tetap mendampingi kita dalam dekapan ukhuwah
Ketika tahu bahwa iman kita berlubang-lubang
Inilah bedanya kita dengan Sang Nabi
Dia dipercaya karena dia dikenal sebagai Al Amin,orang terpercaya
Sementara kita dipercaya justru karena mereka tak mengenal kita
Yang ada hanya baik sangka
Maka mari kita hargai dan jaga semua baik sangka itu
Dengan berbuat sebaik-baiknya
Atau sekurang-kurangnya dengan doa yang diajarkan abu bakar
Lelaki yang penuh baik sangka terhadap dirinya dan sesamanya
“Ya Allah jadikan aku lebih baik daripada semua yang mereka sangka dan ampuni aku atas aib-aib yang tak mereka tahu”
“Ya Allah jadikanlah aku dalam pandanganku sendiri sebagai seburuk-buruk makhluk dalam pandanagn manusia sebagai yang tengah-tengah
Dan dalam pandang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar