Belum hilang rasa kantuk dari mukanya, seorang yang biasa dipanggil
ahmad itu bergegas menyiapkan berbagai perbekalannya karena harus
mengisi halaqah di desa seberang yang jaraknya lumayan jauh. Dengan
perjalanan sekitar 1 jam menuju tempat halaqahnya, ia harus menempuh
jarak itu dengan menggunakan sepeda bututnya yang ia pakai sejak ia
masih di SMP itu. Masih terasa nikmat Qiyamullailnya tadi malam dalam
lantunan dzikirnya sambil menelusuri perjalanan indahnya menuju tempat
halaqahnya.
Sambil menikmati pejalanan panjangnya, sesekali ia berfikir akan perjalanan panjang dakwah ini yang mungkin sangat lebih jauh lagi dari perjalanan yang ia lakukan saat ini. Ia melihat ada celah sejarah yang sangat besar dalam mencapai tujuan dakwah ini. Celah antara realitas umat hari ini dengan realitas umat yang ia impikan, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai islam. Islam tumpuan kehidupan masyarakat, Al Qur’an menjadi pedoman, Rasulullah manjadi panutan hingga kenikmatan syahid menjadi cita-cita. Tetapi ia yakin bahwa satu batu bata yang akan ia bangun hari ini akan menambah kekuatan bangunan dakwah dimasa depan. Bismillah....
Ikhwah fillah rakhimakumullah, adakah cerita diatas nyata dalam kehidupan kader dakwah hari ini? Adakah? Hari ini kita dihadapkan pada berbabagi problematika dakwah. Hampir semua unsur pembangun dakwah hari ini belum cukup kokoh dan tangguh untuk membawa gerbong dakwah ini mencapai kemenangannya. Tentunya, kekokohan dan ketangguhan dari sebuah jamaah dakwah selalu dapat diukur dari kualitas dan kuantitas kader-kadernya. Oleh karena itu, pantaslah jika Rasulullah sendiri membangun dakwah ini dengan terlebih dahulu menciptakan kader-kader seperti abu bakar, utsman, umar dan ali. Pantas jika Ustadz Hasan Al Banna membangkitkan dakwah ini dengan menciptakan terlebih dahulu orang-orang seperti Sayyid Quthb, Hasan Al Hudaibi dan lainnya yang hingga kini merekalah yang terus memperjuangkan dakwah hingga akhir hayatnya.
Dari hal diatas, maka sudah seharusnya kita berkomitmen untuk membangkitkan dakwah dalam mewujudkan kejayaan umat ini dengan menciptakan kader-kader yang kokoh dan tangguh.
Sambil menikmati pejalanan panjangnya, sesekali ia berfikir akan perjalanan panjang dakwah ini yang mungkin sangat lebih jauh lagi dari perjalanan yang ia lakukan saat ini. Ia melihat ada celah sejarah yang sangat besar dalam mencapai tujuan dakwah ini. Celah antara realitas umat hari ini dengan realitas umat yang ia impikan, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai islam. Islam tumpuan kehidupan masyarakat, Al Qur’an menjadi pedoman, Rasulullah manjadi panutan hingga kenikmatan syahid menjadi cita-cita. Tetapi ia yakin bahwa satu batu bata yang akan ia bangun hari ini akan menambah kekuatan bangunan dakwah dimasa depan. Bismillah....
Ikhwah fillah rakhimakumullah, adakah cerita diatas nyata dalam kehidupan kader dakwah hari ini? Adakah? Hari ini kita dihadapkan pada berbabagi problematika dakwah. Hampir semua unsur pembangun dakwah hari ini belum cukup kokoh dan tangguh untuk membawa gerbong dakwah ini mencapai kemenangannya. Tentunya, kekokohan dan ketangguhan dari sebuah jamaah dakwah selalu dapat diukur dari kualitas dan kuantitas kader-kadernya. Oleh karena itu, pantaslah jika Rasulullah sendiri membangun dakwah ini dengan terlebih dahulu menciptakan kader-kader seperti abu bakar, utsman, umar dan ali. Pantas jika Ustadz Hasan Al Banna membangkitkan dakwah ini dengan menciptakan terlebih dahulu orang-orang seperti Sayyid Quthb, Hasan Al Hudaibi dan lainnya yang hingga kini merekalah yang terus memperjuangkan dakwah hingga akhir hayatnya.
Dari hal diatas, maka sudah seharusnya kita berkomitmen untuk membangkitkan dakwah dalam mewujudkan kejayaan umat ini dengan menciptakan kader-kader yang kokoh dan tangguh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar