Senin, 30 April 2012

Sebuah Naturalitas bukan Sekedar Pencitraan

Hiruk pikuk pilgub DKI mengalihkan perhatian bagi para mata yang memandang menuju Jakarta Satu. Hal ini merupakan pesta demokrasi yang memiliki berjuta harapan bagi para calon-calon pemimpin yang siap “beresin Jakarta”. Manuver politik dari para calon kini kian memanas. Membusungkan dada dan berlenggak-lenggok bak model pemimpin yang sudah berkuasa, mencari perhatian bahkan belas kasihan. Ah, itu sebuah strategi saja bagi para calon. Banyak masalah yang akan dihadapi para pemimpin yang duduk dikursi betawi satu alias Daerah  Konflik Indonesia. Ya, berjuta konflik bangsa ini bisa jadi sangat menumpuk untuk segera diselesaikan. Banjir sudah biasa, penganguran jadi perampok atau pengimis sudah bisa hidup dijakarta bahkan jadi kolongjembatan (tempat penginap para tuna wisma).

Senin, 23 April 2012

Senyum Saling Mengerti dengan Kelembutan Nurani

Senyum membuat hati begitu damai bak hati tanpa masalah,Senyum memberikan saling mengerti dalam persaudaraan.Dibalik keajaiban senyum ada harapan untuk kembali semangat.Dalam persaudaraan kita tersambung bukan untuk saling terikat membebani melainkan untuk saling memahami dan saling mengerti dengan kelembutan nurani.”Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat orang-orang yang bukan Nabi,dan bukan pula para Syuhada,”Ujar Rasullah sebagaimana dibawakan dalam hadits oleh imam Abu Dawud,”Tapi bahakan para nabi dan Syuhada cemburu pada mereka di hari kiamat nanti,tersebab kedudukan yang diberikan oleh Allah pada mereka”
“Ya Rasulullah,”Kata para Sahabat ketika itu,”Beritahukanlah kepada kami siapa mereka?””Mereka itu adalah segolangan manusia yang saling mencintai karena rahmat Allah.Bukan oleh sebab kekerabatan dan darah. Bukan pula karena didasarkan karena pemberian harta, Demi Allah,wajah mereka pada hari itu bersinar cemerlang dan mereka berada diatas cahaya. Mereka tiada merasa khawatir ketika manusia lain ketakutan. Dan mereka tidak bersedih ketika manusia lain berduka”

Minggu, 22 April 2012

Integrasi Demokrasi dalam Nilai-nilai Keislaman

Islam dan demokrasi sering diposisikan secara berhadap-hadapan dan saling menafikan. Banyak pemikir Muslim dan intelektual menafsirkan diri mereka dengan “kualitas demokrasi”, bukan melalui praktik konkret dari praktik-praktik demokrasi, namun semata-mata karena oposisi nominal terhadap para Islamis. Di satu sisi, beberapa kalangan Muslim menolak kata “demokrasi” , karena merupakan bagian dari sejarah barat dan “tidak terdapat dalam Al-Qur’an”.

Kerumitan persoalan semakin mengemuka ketika entitas sebagai sesuatu yang universal harus dijewantahkan dalam keseluruhan dimensi kehidupan umat manusia. Hal ini sekaligus memberikan alternative solusi atas berbagai dilemma demokrasi yang memunculkan kenyataan bahwa penerapan demokrasi tidak selamanya mampu menuai kesejahterahan bagi penganutnya. Yang terjadi justru kemerosotan kehidupan yang ditandai dengan meningkatnya angka kemiskinan, pengangguran dan dan kriminalitas. Biang keladi kemerosotan ditudingkan pada demokrasi sebagai hasil kreasi manusia atas dasar pengakuan hak dan kebebasan individu yang cenderung kebablasan saat nilai-nilai keislaman yang bersumber pada ajaran ketuhanan terlupakan.
Kalangan muslim yang mengikuti system demokrasi bersikeras memandang bahwa islam adalah sebuah pedoman hidup yang perlu dijabarkan dalam realitas kehidupan social masyarakat lewat aturan strategis dan praktis. Sebagai pedoman, Islam tentu saja menunjuki jalan,sementara system demokrasi adalah jalan praktis tersebut. Tidak peduli jika masyarakat barat yang notabene memiliki sejarah paling panjang mengawal gagasan demokrasi hingga menyemarak dalam tata pemerintahan modern. Secara implist, nilai-nilai keislaman pada dasarnya sesuai dengan demokrasi dan boleh jadi demokrasi adalah pilihan praktis yang membumikan prinsip islam sebagai pedoman hidup.

Karunia Kegagalan

Kehidupan ini, sebenarnya lebih mirip pelangi ketimbang sebuah foto hitam putih. Setiap manusia akan merasakan  begitu banyak warna kehidupan. la mungkin mencintai sebagian warna tersebut. Akan tetapi, ia pasti tidak akan mencintai semua warna itu.
 Demikian pula dengan perasaan kita. Semua warna kehidupan yang kita alami, akan kita respon dengan berbagai jenis perasaan yang berbeda-beda. Maka, ada duka di depan suka, ada cinta di depan benci, ada harapan di depan cemas, ada gembira di depan sedih. Kita merasakan semua warna perasaan itu, sebagai respon kita terhadap berbagai peristiwa kehidupan yang kita hadapi.

Jumat, 20 April 2012

Jangan Gelapkan Yang Sudah Terang

Habis Gelap Terbitlah Terang. Demikian judul buku yang ditulis oleh Raden Adjeng Kartini, pejuang emansipasi wanita Indonesia. Dan kita tak bisa menutup mata terhadap sejarah yang mencatat perjuangan beliau dalam menempatkan kaum wanita pada hak dan kewajiban yang semestinya.
Jangan gelapkan yang sudah terang. Ini bukanlah judul sebuah buku, tapi mungkin akan dituliskan oleh Kartini bila beliau masih hidup di jaman sekarang, dimana emansipasi banyak disalahartikan, juga disalahtempatkan. Emansipasi sering dipahami sebagai sebuah kebebasan yang seolah tidak ada aturan. Sungguh, kebebasan yang kebablasan.

Perempuan Bagi Pahlawan

Di balik setiap pahlawan besar selalu ada seorang perempuan agung. Begitu kata pepatah Arab. Perempuan agung itu biasanya satu dari dua, atau dua-duanya sekaligus; sang ibu dan atau sang istri.
Pepatah itu merupakan hikmah psiko-sejarah yang menjelaskan sebagian dari  latar belakang kebesaran seorang pahlawan. Bahwa karya-karya besar seorang pahlawan lahir ketika seluruh energi di dalam dirinya bersinergi dengan momentum di luar dirinya; tumpah ruah bagai banjir besar yang tidak terbendung. Tibatiba, sebuah sosok telah hadir dalam ruang sejarah dengan tenang dan ajeg.

Rabu, 18 April 2012

Aku Bangga Jadi Sarjana Pertanian,kamu?

 Anak muda adalah sejarah perlawanan dan pembelaan . Kecenderungan saat ini, generasi muda melihat pekerjaan sebagai petani yang kurang bergengsi. Jika ada para pemuda yang ingin menjadi petani, dapat dipastikan bahwa pekerjaan ini adalah alternatif terakhir karena sulitnya mencari pekerjaan lain di negeri ini. Arus globalisasi yang semakin gencar, membuat pola pikir manusia banyak berubah. Baik tentang gaya hidup, pergaulan, kehidupan sosial, maupun bidang pekerjaan. Perubahan ini terjadi terutama pada generasi muda.
Ini jelas sebuah kecenderungan yang perlu secara khusus mendapat perhatian tersendiri. Dapat dibayangkan, bagaimana jadinya sektor pertanian negeri ini jika 50% lebih pelakunya mereka yang sudah berusia lanjut. Apabila tidak tertangani dengan baik, dikhawatirkan yang akan muncul kemudian fenomena "no-hope agricultural", terutama bagi generasi muda dalam lingkup masyarakat pertanian itu sendiri.

Sahabat Sang Pahlawan

Anda harus waspada dan berhati-hati! Sebab, di sini ada jebakan kepahlawanan yang sering menipu banyak orang. Sahabat para pahlawan belum tentu juga pahlawan. Inilah tipuannya. Para pahlawan mungkin tidak tertipu, tetapi orang-orang yang bersahabat dengan para pahlawanlah yang lebih sering tertipu.
Dalam lingkungan pergaulan, para pahlawan adalah parfum. Apabila berada di tengah kerumunan, maka semua orang akan kecipratan keharumannya. Apabila ada "orang lain" yang mulai mendekat dan mencium keharuman itu, mungkin ia sulit mengenali dari mana keharuman itu berasal. Situasi ini tentu saja menguntungkan orang-orang yang mengerumuni sang pahlawan: mendapatkan peluang untuk diduga sebagai pahlawan.

Di Jalan Kebenaran Aku Merasa Nikmat

Siap yang cepat-cepat bekerjasama dalam dakwah islam ini, dia akan mendapatkan kebaikan yang lebih baik.” Hasan Al- Banna
Sejarah para syuhada dalam dakwah islam banyak mengukir perjalanan panjang yang begitu mulia. Salah satu tokoh Duta islam pertama kali yang dipercaya oleh rosul untuk membangun peradaban islam di Madinah. Ya, Mush’ab Ibn Umair yang bertempur dengan sangat dahsyat di medan uhud hingga menemui syahid dalam keadaan tubuh mengenaskan. Abu Dajana rela menjadi tameng bagi Rasulullah,meski untuk itu anak panah masuk menancap di punggungnya dengan tidak bergerak se inchi pun.
Sebuah pengorbanan yang tentunya tidaklah umum dilakukan oleh manusia pada umumnya. Mereka mampu meraskan kenikmatan di jalan kebenaran. Menikmati lezatnya iman dan mahabah bersama kekasihNya. Seperti halnya dakwah para pelakunya dalam kondisi apapun, seorang mukmin akan senantiasa menikmati dan mencintainya.
Celupan Allah mampu merubah yang batil menjadi kebaikan. Abu jahal yang ternyata diam-diam juga mengakui kebenaran apa yang dibawa nabi Muhammad SAW. Lantaran rasul tak pernah berbohong.

Pemuda Ditengah Polarisasi Budaya

            Potret pemuda sebagai produk budaya hari ini sangat jelas memberikan pengaruh bagi perkembangan suatu bangsa. Baik dari sudut pandang ekonomi, teknologi maupun politik dimana dari ketiga wawasan inilah yang senantiasa dijadikan titik tolak dalam upaya pembenahan bangsa ini. Begitu banyak episode dalam sejarah bangsa ini yang berangkat dari peran pemuda karena beberapa karakteristiknya yang dominan. Salah satunya adalah pemahaman mereka tentang permasalahan rakyat dan tidak ragu-ragu dalam berkorban demi kepentingan rakyat.
            Perlu juga digarisbawahi bahwa pemuda sebagai produk budaya akan membawa dampak yang begitu luar biasa apabila jati diri sebagai agen peubah dibawa ke arah dekonstruksi sosial budaya. Pembangunan bangsa sangat berpengaruh dari peran dan interaksi antara pemuda dengan budaya itu sendiri. Dengan demikian, aspek budaya harus menjadi variabel yang integral dalam kerangka antisipasi terhadap akibat-akibat sosial budaya dalam pembangunan bangsa.

Menguak rahasia dibalik gerakan shalat

Sepanjang hidup tak pernah kita terfikirkan bahwa ibadah kita (shalat) mempunyai sejuta kebermanfaatan bagi tubuh bagi yang melaksanakannya. Shalat 5 waktu merupakan rukun islam yang kedua dimana amal ini akan menyempurnakan keislaman kita.
Melaksanakan sholat memang tidak cukup sekadar benar gerakannya semata, namun ibadah ini haruslah dilakukan sesuai dengan tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad S.A.W, jadi harus dilakukan dengan khusyuk dan tuma’ninah.
Rasulullah SAW bersabda “Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah.” Saat melakukan takbir Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ke atas hingga sejajar dengan bahu-bahunya (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar). Seperti kita ketahui bahwa takbir dilakukan pada waktu hendak ruku, dan ketika bangkit dari ruku. Gerakan ini mempunyai beberapa makna dan manfaat

Aku dan Gamais


I.    MUQODIMAH

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S.At-taubah : 16)

“Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar” (Q.S.Ali ‘Imran : 146)

“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” (Q.S Az-Zumar : 49)

Ujian akan menimpa siapa saja, tak terkecuali ujian dakwah. Jangankan kita yang belum jelas posisinya disisi Allah, ujian juga dialami oleh para nabi dan rosul. Nestapa Adam dan Hawa, Tragedi Nuh dan anaknya, Derita Ayyub, Fitnah yang menimpa Yusuf hingga dipenjara, Diusirnya Musa dari negerinya, Fitnah yang menimpa maryam, Pun Muhammad mengalami ulah jahil kaumnya. Ujian pasti datang.
Ikhwahfillah, mari kita perhatikan saat layang-layang terbang tinggi ke udara, ia terbang bukan karena maunya sendiri, ia semakin tinggi bila angin yang menerpanya semakin kencang. Tentu juga bukan sekedar karena jasa kencangnya tiupan angin. Tali kendali itulah yang memainkan peran. Bila angin tak ada , tali kendali itulah yang memainkan peran. Bila angin tak ada, tali kendali memainkanya agar dapat menagkap angin. Pun bila angin begitu kencang tali kendali yang tetap memainkan peran. Dan layang-layang terbang keudara semakin jauh meninggalkan bayang-bayangnya. Tanpa tali kendali laying-layang bisa terbang tanpa arah dan tujuan.

Tepatkah jika Kartini, berpikiran Barat dan berpaham Theosofi, dijadikan ikon bagi perjuangan kaum wanita pribumi?

Sejarah mencatat, ada banyak perempuan yang hidup sezaman dengan Kartini yang namanya begitu saja dilupakan dalam perannya memajukan pendidikan kaum hawa di negeri ini. Di antara nama itu adalah Dewi Sartika (1884-1947) di Bandung yang juga berkiprah memajukan pendidikan kaum perempuan. Dewi Sartika tak hanya berwacana, tapi juga mendirikan lembaga pendidikan yang belakangan bernama Sakolah Kautamaan Istri (1910). Selain Dewi Sartika, ada Rohana Kudus, kakak perempuan Sutan Sjahrir, di Padang, Sumatera Barat, yang berhasil mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia (1911) dan Rohana School (1916).

Kartini, seperti yang tersirat dalam tulisan Prof Harsja W Bachtiar, adalah sosok yang diciptakan oleh Belanda untuk menunjukkan bahwa pemikiran Barat-lah yang menginspirasi kemajuan perempuan di Indonesia. Atau setidaknya, bahwa proses asimiliasi yang dilakukan kelompok humanis Belanda yang mengusung Gerakan Politik Etis pada masa kolonial, telah sukses melahirkan sosok yang Kartini yang ”tercerahkan” dengan pemikiran Barat.

Kartini adalah sosok yang diciptakan oleh Belanda untuk menunjukkan bahwa pemikiran Barat-lah yang menginspirasi kemajuan perempuan di Indonesia

Menguak Sosok R.A Kartini dan Pengaruh Pemikiran Yahudi, Theosofi dan Pluralisme

Kebanyakan orang yang menjadikan Kartini sebagai ikon perjuangan perempuan Indonesia, tak melihat sisi lain dari pemikirannya yang sangat berbau Theosofi dan kebatinan. Padahal, banyak tokoh wanita lain yang hidup semasa dengannya, yang berjuang secara nyata dalam dunia pendidikan, bukan dalam wacana surat menyurat seperti yang dilakukan Kartini.

Tanggal 21 April dikenal sebagai Hari Kartini. Hampir semua perempuan di Indonesia, termasuk kaum muslimah, yang ikut-ikutan memperingati hari tersebut tanpa mengetahui latar belakang sejarahnya yang jelas. Siapa sesungguhnya Kartini? Siapa orang-orang yang mempengaruhinya? Bagaimana corak pemikirannya?

Selasa, 17 April 2012

Dialog Dua Hati

SANG LELAKI: kekuatan apa ini? yg sesekali waktu menguatkan & mencerahkan hatiku.Meski kadang menghadirkan perih & meruntuhkan pertahananku. Ah, ku temukan dia dlm kelelahan jiwanya. Ketika mata bertemu pandang, aku tau, dia telah menyerah pada kelelahan. Hatinya tlah menyerah pada kesunyian,Siapakah kau? Wanita bertudung kesunyian ataukah bertudung kegelapan. Aku terus bertanya, Tak ku temukan jawab, sampai ku temukan dia dalam rengkuhanku. Cinta

Sabtu, 14 April 2012

Kaderisasi Adalah Sebuah Keniscayaan Dalam Dakwah

Belum hilang rasa kantuk dari mukanya, seorang yang biasa dipanggil ahmad itu bergegas menyiapkan berbagai perbekalannya karena harus mengisi halaqah di desa seberang yang jaraknya lumayan jauh. Dengan perjalanan sekitar 1 jam menuju tempat halaqahnya, ia harus menempuh jarak itu dengan menggunakan sepeda bututnya yang ia pakai sejak ia masih di SMP itu. Masih terasa nikmat Qiyamullailnya tadi malam dalam lantunan dzikirnya sambil menelusuri perjalanan indahnya menuju tempat halaqahnya.
Sambil menikmati pejalanan panjangnya, sesekali ia berfikir akan perjalanan panjang dakwah ini yang mungkin sangat lebih jauh lagi dari perjalanan yang ia lakukan saat ini. Ia melihat ada celah sejarah yang sangat besar dalam mencapai tujuan dakwah ini. Celah antara realitas umat hari ini dengan realitas umat yang ia impikan, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai islam. Islam tumpuan kehidupan masyarakat, Al Qur’an menjadi pedoman, Rasulullah manjadi panutan hingga kenikmatan syahid menjadi cita-cita. Tetapi ia yakin bahwa satu batu bata yang akan ia bangun hari ini akan menambah kekuatan bangunan dakwah dimasa depan. Bismillah....

Mush'ab Bin Umair

Sahabat Rasul yang satu ini berasal dari suku Quraisy, sama seperti Nabi Muhammad SAW. Selain penampilan sewaktu mudanya yang tampan dan rupawan, ia pun dibesarkan dalam keadaan yang serba kecukupan dan dimanjakan oleh kedua orang tuanya. Tak mengherankan jikalau ia menjadi buah bibir gadis-gadis Mekkah dan bintang di tempat-tempat pertemuan.

Keislaman Mush'ab bin Umair diawali ketika ia mendengar tentang muhammad SAW yang mendakwahkan dirinya sebagai Rasulullah dan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah yang Esa. Setelah mendengar Rasulullah sering mengadakan pertemuan dengan para sahabatnya di rumah Arqam bin Abil Arqam, ia pun menyempatkan diri mengikuti majelis yang di dalamnya dibacakan ayat-ayat Al Qur'an. Wahyu yang kala itu dibacakan oleh Rasulullah didengar oleh Mush'ab hingga merasuki hatinya dan menjadi jalan hidayah Allah kepadanya.

Untuk beberapa saat lamanya, Mush'ab menyembunyikan keislamannya. Namun suatu ketika ada seseorang yang melihat gelagat Mush'ab sebagai orang yang telah mengikuti agama Muhammad dan memstorieshukan hal ini kepada ibunya. Sejak peristiwa ini cobaan terhadap keimanan sang pemuda pun mulai datang silih berganti. Mulai dari ibunya yang kemudian memenjarakannya di sebuah tempat terpencil, dua kali hijrah ke Habsyi, hingga pengusiran oleh ibunya yang tidak lagi sudi menganggapnya sebagai anak kandung. Ini juga berarti akhir dari kehidupan mewah dan perlente pemberian orang tuannya yang selama ini dinikmatinya. Begitulah, pemuda rupawan ini lebih memilih hidup miskin dan sengsara, dengan pakaiannya yang kasar dan usang, sehari makan dan beberapa hari lapar demi cintanya pada Allah.

Renungan Hati Untuk Sang Ibunda

Di saat aku dengan pikunnya mengulang terus-menerus ucapan yang membosankanmu.
Bersabarlah mendengarkanku. Jangan memotong ucapanku.
Di masa kecilmu, aku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.

Di saat aku membutuhkanmu untuk memandikanku. Janganlah menyalahkanku.
Ingatkah di masa kecilmu, bagaimana aku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?

Di saat aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern.
Janganlah menertawaiku. Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang kau ajukan saat itu.

DI saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan.
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku, seperti bagaimana di masa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk berjalan.

Untuk da’wah yang kucinta...

Dalam sehari kita ketahui hanya 24 jam yang akan kita lalui,dalam sebulan ada 4 pekan yang kita miliki.tapi Nafas dakwah tidak terbatas oleh sekat waktu atau teritori.Dakwah akan selalu menggelora dalam kehidupan kita.Ya,hanya segolongan manusia yang memahami tujuan dakwah.tentunya dalam hidup ini wasilah dakwah yang kita gunakan beragam sektor.berwujud lembaga atau kelompok-kelompok diskusi kecil.Bukan lain atau tidak bisa kita pungkiri Asholah dakwah yang harus kita kokohkan bukan kepentingan golongan atau kelompok.Karena dakwah ini memiliki tujuan yang begitu mulia dihadapan Sang Khaliq.Allah adalah tujuan kami,Rasululloh teladan Kami,Al Qur’an adalah pedoman hidup kami,Mati syahid adalah cita-cita kami tertinggi.

As Siyasatur Ruhiyah (Strategi Ruhiyah adalah Semangat Perjuangan Siyasi)

Di tengah realitas problematika bangsa kita hari ini adalah sederet agenda-agenda besar yang mesti kita lakukan demi membuat kehidupan ini lebih baik, adalah tugas kita bagaimana memerankan salah satu peran mahasiswa di tengah kehidupan sosial kemasyarakatan yakni peran politis, mahasiswa adalah representasi dari masyarakat yang pro kepada kebenaran dan perubahan yang lebih baik.

Sebelum kita melangkah lebih jauh ke dalam bahasan ini, saya mengutip perkataan Ust Anis Matta dalam sebuah sesi beliau mengatakan , syarat pertama yang harus dilalui oleh umat ini adalah al yaqizhatur Ruhiyah (Kebangkitan spiritual), tema ini adalah salah satu episode terpenting dalam episode-episode kebangkitan umat, kalau kita memandang dalam konteks dakwah adalah salah satu kebangkitan itu adalah tersampaikannya risalah ini kepada seluruh manusia, sebagaimana yang Allah SWT katakan dalam Al Qur’an kisah Ashhabul ukhdud, walaupun secara kasat mata sang pemuda mukmin mati dipanah akan tetapi semangat keteguhan, idealismenya dalam mempertahankan ideologinya menghujam ke dalam sanubari manusia yang menyaksikan proses kematiannya.

Ketika kita berbicara tentang prosesi politik yang tak lama lagi akan bergulir, ini adalah free research untuk mengetahui sasaran loyalitas (wala’ wa baraa) umat Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sirah kita dapat mengambil point of information bahwasanya setiap prosesi kebangkitan tidaklah terealisasi melainkan dengan jalan ishlaahur ruh (perbaikan ruhiyah), Ishlahul Ittijah (perbaikan orientasi) dan Ishlahul mabda’ (perbaikan prinsip), ini merupakan agenda-agenda yang mesti dilakukan ketika kita hendak menebar cahaya kebaikan di setiap lini kehidupan manusia. Setidaknya ada dua agenda penting yang mesti kita lakukan dalam strategi perjuangan ruhiyah yang sedang kita jalani saat ini.