Anak muda
adalah sejarah perlawanan dan pembelaan . Kecenderungan saat ini, generasi muda
melihat pekerjaan sebagai petani yang kurang bergengsi. Jika ada para pemuda
yang ingin menjadi petani, dapat dipastikan bahwa pekerjaan ini adalah
alternatif terakhir karena sulitnya mencari pekerjaan lain di negeri ini. Arus
globalisasi yang semakin gencar, membuat pola pikir manusia banyak berubah.
Baik tentang gaya hidup, pergaulan, kehidupan sosial, maupun bidang pekerjaan.
Perubahan ini terjadi terutama pada generasi muda.
Ini jelas
sebuah kecenderungan yang perlu secara khusus mendapat perhatian tersendiri.
Dapat dibayangkan, bagaimana jadinya sektor pertanian negeri ini jika 50% lebih
pelakunya mereka yang sudah berusia lanjut. Apabila tidak tertangani dengan
baik, dikhawatirkan yang akan muncul kemudian fenomena "no-hope agricultural", terutama bagi generasi muda dalam
lingkup masyarakat pertanian itu sendiri.
Kecenderungan
alumni Fakultas Pertanian yang memilih bekerja justru di luar sektor pertanian
adalah salah satu indikasi penting yang mengundang perhatian untuk menelaahnya
secara mendalam. Langkah-langkah nyata dibutuhkan untuk meyakinkan generasi
muda bahwa sektor pertanian masih menjanjikan. Dalam konteks pembangunan pertanian,
istilah "regenerasi petani", sangat diperlukan. Kita penting memiliki
sebuah model regenerasi yang senafas dengan kebutuhan dan tuntutan anak-anak
muda pedesaan
Kita
perlu menyusun langkah-langkah nyata agar bertani tetap menjadi pilihan hidup
dan memiliki masa depan cerah. Kesan petani merupakan warga negara yang
terpinggirkan sudah waktunya diganti dengan ungkapan yang lebih enak didengar.
Begitu pula dengan pencitraan bahwa petani akan selalu menjadi korban
pembangunan, sudah saatnya kita ubah dengan suasana yang lebih seirama dengan
idealisme kemerdekaan bangsa ini.
Petani
perlu dikesankan sebagai bidang kerja terhormat. Petani adalah sebuah pilihan
hidup. Menjadi petani bukan berarti dirinya terjerat dalam lingkaran setan
kemiskinan yang tak berujung pangkal. Namun dengan kehendak untuk bangkit
mengubah nasib. Inilah salah satu pertimbangan penting, mengapa revitalisasi
pembangunan pertanian dalam penerapannya di lapangan, perlu memasukkan
regenerasi petani sebagai salah satu prioritas kegiatannya. Kita wajib
menampilkan kualitas petani lewat pencitraan yang sesuai dengan perkembangan
zaman. Penting untuk mengampanyekan "de-motivasi petani" dalam
berbagai kesempatan. Predikat petani penting disiapkan agar tidak kalah populer
dengan predikat politisi, pegawai, pengusaha dan lain sebagainya.
Kawan-kawan
petani muda Indonesia marilah kita bersama memajukan sector pertanian dengan
menjadi bahan bakar lokomotif pertanian Indonesia. Kami yakin dizaman
globalisasi ini Yang kuat akan makin dominan, yang lemah akan semakin tergusur
ke pinggiran. Dengan belajar dari
kekeliruan masa lalu, kita hendaknya selalu ingat bahwa sektor pertanian pernah
menyelamatkan bangsa dan petani menjadi tulang punggung bangsa di masa krisis.
Kecenderungan arah kapitalisme dan liberalisme ekonomi seperti yang terjadi
dewasa ini, tentu saja tidak akan membuat rakyat dan petani menjadi sejahtera.
Anak-anak
muda selamanya adalah energi peradaban yang mengalirkan sungai sejarah.setiap
kali energi itu meledak, sejarah sgera mencatat peristiwa-peristiwa dan langit
menjadi saksi. Sebuah lembaran kehidupan baru dari buku sejarah manusia telah
dibuka.Sejarah, Kata Malik bin Nabi adalah Catatan statistik Tentang denyut
hari gerak tangan, langakah kaki, dan ketajaman akal .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar