Senin, 23 April 2012

Senyum Saling Mengerti dengan Kelembutan Nurani

Senyum membuat hati begitu damai bak hati tanpa masalah,Senyum memberikan saling mengerti dalam persaudaraan.Dibalik keajaiban senyum ada harapan untuk kembali semangat.Dalam persaudaraan kita tersambung bukan untuk saling terikat membebani melainkan untuk saling memahami dan saling mengerti dengan kelembutan nurani.”Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat orang-orang yang bukan Nabi,dan bukan pula para Syuhada,”Ujar Rasullah sebagaimana dibawakan dalam hadits oleh imam Abu Dawud,”Tapi bahakan para nabi dan Syuhada cemburu pada mereka di hari kiamat nanti,tersebab kedudukan yang diberikan oleh Allah pada mereka”
“Ya Rasulullah,”Kata para Sahabat ketika itu,”Beritahukanlah kepada kami siapa mereka?””Mereka itu adalah segolangan manusia yang saling mencintai karena rahmat Allah.Bukan oleh sebab kekerabatan dan darah. Bukan pula karena didasarkan karena pemberian harta, Demi Allah,wajah mereka pada hari itu bersinar cemerlang dan mereka berada diatas cahaya. Mereka tiada merasa khawatir ketika manusia lain ketakutan. Dan mereka tidak bersedih ketika manusia lain berduka”

Semua itu terekam dari kalimat Allah’azza wa jalla dari sebuah hadits Qudsi yang dibawakan Imam Ahmad dari At-Tirmidzi tentang Karuniakepada para pecinta ini.”Orang-orang yang saling mencintai karena keagunganKu,akan diberikan padanya mimbar dari cahaya yang dicemburui oleh para Nabi dan Syuhada”.
Senyum saling mengerti dengan kelembutan Nurani,Ya itulah satu wujud diri kita dan saudara kita saling mencintai karena Allah.Dalam kehidupan kita tidak akan terlepas dari satu paket masalah yang harus kita buka dan perlu kita ketahui siapa pengirim paket tersebut?dengan senyum saling mengerti kita tahu bahwa masalah itu adalah ujian diantara kita.Bukan berlari dari masalah,Bukan takut dengan masalah,Bukan pula bingung dengan masalah yang muncul dihadapan kita.Mulai hari ini seharusnya kita tertatih meniti ukhuwah yang terasa gersang,dalam menyambungi silaturahim terasa keringdan menjalin hubungan yang terasa pahit,kita telah merasa sejuk sekedar mendengar frasa “Saling mencintai karena Allah”Hari ini,harapan kita dibangkitkan,asa kembali ditumbuhkan,Bahwa meski bukan Nabi dan Syuhada kita di beri peluang memperoleh Anugerah yang membuat mereka cemburu.Senyum saling mengerti adalah saling mencintai karena Allah.
Ikhwahfillah yang dirahmati Allah.......permasalahan dakwah seringnya membuat kita panik,membuat kita egois bahakan karena saling punya hujjah yang ada saling menghujat.itulah kita pada hari ini.dengan senyum saling mengerti mari kita obati masalah-masalah diantara kita,tidak ada saling menyalahkan,saling hujat menghujat,saling tuding menuding yang ada hanya Berkelembutan nurani dengan senyum saling mengerti dalam dekapan ukhuwah.
Subhanallah .....Allah memberikan mimbar-mimbar cahaya di surganya bagi orang yang saling mencontai karena keagunganNya.Membuat kita sadar bahwa kita harus menggapainya,Ya, dalam persaudaraan ada niat yang harus diluruskan,ada tekad yang harus dikokohkan,ada komitmen yang harus disimpul ulang dan ada tanggungan amal-amal yang harus dibayartunaikan.Ada banyak begitu langkah yang terseok,mari selalu bergerak kehadapan,Setapak demi setapak. Selangakah demi selangkah.Walau onak dan duri merantas kaki dan mencacah jari.
Berlembar lalu di tausiyah “Untuk Da’wah yang kucinta” kita telah memulainya dengan prasangkaan baik,Dalam persaudaraan setelah berprasangka baik pilar cinta kita berikutnya adalah saling mengerti dengan kelembutan nurani..........
Masihkah kita menjadi Landak Penebar duri?Dalam Prasangkaan baik dengan penuh Doa “Insya Allah Tidak”. Perlu kita ketahui Saling mengerti dalam kelembutan nurani bisa kita lihat sejarah perjalannan Nabi bersama istriny Siti Khadijah.
Usia Suaminya kini menjelang 40 tahun dan khadijah mampu menangkap kegelisahan yang makin berjebah diwajahnya itu.Dia tak bertanya.Tapi di dapatkan jawaban itu dari Mata Muhammad yang senantiasa basah melihat ketidakadilan.Dia tak bertanya,tapi dia membaca wajah menunduk tiap kali keberhalaan membunuh dan memerkosa kemanusiaan.Dia memahami dari wajah yang jerih tiap kali menyaksikan pertikaian tanpa makna dan kebejatan yang makin terjamak.
Sebelum dilanjut kisah kelembutan Nurani dari seorang khadijah melihat Kegelisahan,ketidakrelaan dan Keinginan untuk perubahan.Semuanya Kadijah lakukan dengan tidak mengajukan Pertanyaan pada suami Apa yang terjadi,tapi sikap diamnya Khadijah adalah kelembutan nurani dan saling mengerti.Ikhwahfillah yang dirahmati Allah.Banyak masalah yang kecil pada wajiha kita yang selalu diperbesarkan.Mungkin kelembutan nurani diantara kita belum kita miliki.Ya,masih seringkali ketika saudara kita mendapatkan masalah atau membuat setitik kesalahan kita tidak pernah memberikan kesempatan untuk memberi kesempatan untuk menyelesaiakan dirinya dari belenggu-beluenggu masalah atau tidak memberikan bahkan mendukung untuk memperbaiki dirinya.
Hari ini dia menyaksikan muhammad pulang dari Gua Hira bukan dengan wajah segar terlepas dari beban seperti biasanya.Di melihat lelaki terkasihnya menggigil ketakutan.Keringat dingin mengalir disekujur tubuhnya,Muhammad basah kuyup.Wajahnya pucat,mimiknya pias dan nafasnya tersenggal-senggal.Denyut jantungnya memburu sementara tatapan matanya tercekam seakan dikejar sesuatu yang begitu mengerikan.
Begitu pintu terbuka, muhammad dengan menuju kekamarnya dan luruh dipembaringan.”Zammiluni,selimuti aku!selimuti aku!”teriaknya dengan wajah pasi dan sinar mata ketakutan.
Khadijah tak kalah cemas.Dia begitu ketakutan.Hatinya meneriakan tanya “Ada apa sebenarnya?”Tentu ini kejadian yang sangat besar dan mengguncang.Tentu perkara ini sangat serius.Tapi dia surut lisannya dibungkam kuat-kuat.Ditahannya keinginan untuk tahu.Yang dibutuhkan suaminya kinilah menenangkan diri dari sebuah bantaman kejiwaan yang Khadijah tak tahu entah mengapa.
Sepertinya sikap Khadijah untuk tidak bertanya adalah sikap kecil.Tetapi mari kita bayangkan apa jadinya riwayat kenabian dan da’wah andai Khadijah adalah isteri yang tak mampu memahami apa yang dihajatkan kepada suaminya pada saat dilanda panik?Apa jadinya jika Muhammad mendapatkan wahyu pertama yang seakan menimbunkan beban seberat isi dunia kepundaknya itu Khadijah menampilakn diri sebagai wanita yang tak rela kehilangan berita momen pertama?Bertubinya kalimat pertanyaann “Ada Apa?”,”Ada Apa?”yang diluncurkan khadijah pasti membuat keterguncangan Membuat Muhammad bada kejatuhan wahyu pertama makin menghempaskan.
Dalam persaudaraan Khadijah mengajarkan kita sebuah kaidah penting. Bahwa kita harus punya KEPEKAAN JIWA untuk mengenal kebutuhan jiwa orang yang kita cintai.KEPEDULIAAN yang berkelembutan nurani untuk memberikan KESEMPATAN ruh saudara kita yang tertekan melepaskan beban-bebanya.
Dalam persaudaraan,Kepeduliaan yang terlembutan bukanlah sekedar rasa ingin tahu.Kepedulian yang terrlembut kadang tampil dalam bentuk KESADARAN bahwa mungkin kita belum perlu tahu sampai tibanya suatu waktu. Maka KESABARAN akan menuntun kita untuk tahu,disaat yang paling tepat,dengan cara yang paling indah.Begitulah kita belajar dari seorang Khadijah,belajar untuk mengerti dengan kelembutan nurani.Kelembutan Nurani adalah kerja besar yang seringkali tak mudah.
“Cintailah orang lain dengan cara sebagaimana mereka ingin dicintai. Perlakukanlah orang lain dengan cara sebagaiman mereka ingin diperlakukan”.Begitulah Bunyinya dari John Gray dalam karyanya yang indah dan tajam.Men Are From Mars,Women Are From Venus.
Dalam persaudaraan kita mampu melakukan iti terlebih dahulu kita harus mengerti dan memahami orang yang kita cintai,dengan kelembutan nurani.Bahwa kita belum merasakan itu dari mereka yang kita cintai dan mencintai kita,itu tersebab kitalah yang harus memulainya.Sebab memulai ungkapan cinta adalah penanda cinta kita lebih tinggi.Sebab cinta yang lebih tinggi mengantarkan pada kemuliaan cinta Illahi.
“Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah,kecuali yang paling besar cintanya diantara keduanya lebih mulia”dalam Riwayat Al Bukhari,Abu Dawud dan Al Hakim.atau dalam redaksi lainnya “Tiadalah dua sahabat yang saling mencintai karena Allah,Ketika mereka berjauhan,kecuali yang besar cintanya kepada saudaranya adalah yang lebih dicintai Allah”.
Sekali lagi Dalam persaudaraan,kita akan berupaya untuk mengerti dan memahami orang yang kita cintai,dengan kelembutan nurani.Ya,dengan kelembutan nurani.(DDU,Merindukan Jalan Dakwah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar