Hiruk pikuk pilgub DKI
mengalihkan perhatian bagi para mata yang memandang menuju Jakarta Satu. Hal
ini merupakan pesta demokrasi yang memiliki berjuta harapan bagi para
calon-calon pemimpin yang siap “beresin Jakarta”.
Manuver politik dari para calon kini kian memanas. Membusungkan dada dan
berlenggak-lenggok bak model pemimpin yang sudah berkuasa, mencari perhatian
bahkan belas kasihan. Ah, itu sebuah strategi saja bagi para calon. Banyak masalah
yang akan dihadapi para pemimpin yang duduk dikursi betawi satu alias
Daerah Konflik Indonesia. Ya, berjuta
konflik bangsa ini bisa jadi sangat menumpuk untuk segera diselesaikan. Banjir
sudah biasa, penganguran jadi perampok atau pengimis sudah bisa hidup dijakarta
bahkan jadi kolongjembatan (tempat
penginap para tuna wisma).
Senin, 30 April 2012
Senin, 23 April 2012
Senyum
membuat hati begitu damai bak hati tanpa masalah,Senyum memberikan saling
mengerti dalam persaudaraan.Dibalik keajaiban senyum ada harapan untuk kembali
semangat.Dalam persaudaraan kita tersambung bukan untuk saling terikat
membebani melainkan untuk saling memahami dan saling mengerti dengan kelembutan
nurani.”Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat orang-orang yang
bukan Nabi,dan bukan pula para Syuhada,”Ujar Rasullah sebagaimana dibawakan dalam
hadits oleh imam Abu Dawud,”Tapi bahakan para nabi dan Syuhada cemburu pada
mereka di hari kiamat nanti,tersebab kedudukan yang diberikan oleh Allah pada
mereka”
“Ya
Rasulullah,”Kata para Sahabat ketika itu,”Beritahukanlah kepada kami siapa
mereka?””Mereka itu adalah segolangan manusia yang saling mencintai karena
rahmat Allah.Bukan oleh sebab kekerabatan dan darah. Bukan pula karena
didasarkan karena pemberian harta, Demi Allah,wajah mereka pada hari itu
bersinar cemerlang dan mereka berada diatas cahaya. Mereka tiada merasa
khawatir ketika manusia lain ketakutan. Dan mereka tidak bersedih ketika
manusia lain berduka”
Minggu, 22 April 2012
Islam
dan demokrasi sering diposisikan secara berhadap-hadapan dan saling menafikan.
Banyak pemikir Muslim dan intelektual menafsirkan diri mereka dengan “kualitas
demokrasi”, bukan melalui praktik konkret dari praktik-praktik demokrasi, namun
semata-mata karena oposisi nominal terhadap para Islamis. Di satu sisi,
beberapa kalangan Muslim menolak kata “demokrasi” , karena merupakan bagian
dari sejarah barat dan “tidak terdapat dalam Al-Qur’an”.
Kerumitan
persoalan semakin mengemuka ketika entitas sebagai sesuatu yang universal harus
dijewantahkan dalam keseluruhan dimensi kehidupan umat manusia. Hal ini
sekaligus memberikan alternative solusi atas berbagai dilemma demokrasi yang
memunculkan kenyataan bahwa penerapan demokrasi tidak selamanya mampu menuai
kesejahterahan bagi penganutnya. Yang terjadi justru kemerosotan kehidupan yang
ditandai dengan meningkatnya angka kemiskinan, pengangguran dan dan
kriminalitas. Biang keladi kemerosotan ditudingkan pada demokrasi sebagai hasil
kreasi manusia atas dasar pengakuan hak dan kebebasan individu yang cenderung
kebablasan saat nilai-nilai keislaman yang bersumber pada ajaran ketuhanan
terlupakan.
Kalangan
muslim yang mengikuti system demokrasi bersikeras memandang bahwa islam adalah
sebuah pedoman hidup yang perlu dijabarkan dalam realitas kehidupan social masyarakat
lewat aturan strategis dan praktis. Sebagai pedoman, Islam tentu saja menunjuki
jalan,sementara system demokrasi adalah jalan praktis tersebut. Tidak peduli jika
masyarakat barat yang notabene memiliki sejarah paling panjang mengawal gagasan
demokrasi hingga menyemarak dalam tata pemerintahan modern. Secara implist,
nilai-nilai keislaman pada dasarnya sesuai dengan demokrasi dan boleh jadi
demokrasi adalah pilihan praktis yang membumikan prinsip islam sebagai pedoman
hidup.
Kehidupan
ini, sebenarnya lebih mirip pelangi ketimbang sebuah foto hitam putih. Setiap manusia
akan merasakan begitu banyak warna kehidupan.
la mungkin mencintai sebagian warna tersebut. Akan tetapi, ia pasti tidak akan
mencintai semua warna itu.
Demikian pula dengan perasaan kita. Semua
warna kehidupan yang kita alami, akan kita respon dengan berbagai jenis perasaan
yang berbeda-beda. Maka, ada duka di depan suka, ada cinta di depan benci, ada harapan
di depan cemas, ada gembira di depan sedih. Kita merasakan semua warna perasaan
itu, sebagai respon kita terhadap berbagai peristiwa kehidupan yang kita
hadapi.
Jumat, 20 April 2012
Habis Gelap Terbitlah Terang. Demikian judul buku yang ditulis oleh
Raden Adjeng Kartini, pejuang emansipasi wanita Indonesia. Dan kita tak
bisa menutup mata terhadap sejarah yang mencatat perjuangan beliau dalam
menempatkan kaum wanita pada hak dan kewajiban yang semestinya.
Jangan
gelapkan yang sudah terang. Ini bukanlah judul sebuah buku, tapi
mungkin akan dituliskan oleh Kartini bila beliau masih hidup di jaman
sekarang, dimana emansipasi banyak disalahartikan, juga
disalahtempatkan. Emansipasi sering dipahami sebagai sebuah kebebasan
yang seolah tidak ada aturan. Sungguh, kebebasan yang kebablasan.
Di
balik setiap pahlawan besar selalu ada seorang perempuan agung. Begitu kata
pepatah Arab. Perempuan agung itu biasanya satu dari dua, atau dua-duanya
sekaligus; sang ibu dan atau sang istri.
Pepatah
itu merupakan hikmah psiko-sejarah yang menjelaskan sebagian dari latar belakang kebesaran seorang pahlawan. Bahwa
karya-karya besar seorang pahlawan lahir ketika seluruh energi di dalam dirinya
bersinergi dengan momentum di luar dirinya; tumpah ruah bagai banjir besar yang
tidak terbendung. Tibatiba, sebuah sosok telah hadir dalam ruang sejarah dengan
tenang dan ajeg.
Rabu, 18 April 2012
Anak muda
adalah sejarah perlawanan dan pembelaan . Kecenderungan saat ini, generasi muda
melihat pekerjaan sebagai petani yang kurang bergengsi. Jika ada para pemuda
yang ingin menjadi petani, dapat dipastikan bahwa pekerjaan ini adalah
alternatif terakhir karena sulitnya mencari pekerjaan lain di negeri ini. Arus
globalisasi yang semakin gencar, membuat pola pikir manusia banyak berubah.
Baik tentang gaya hidup, pergaulan, kehidupan sosial, maupun bidang pekerjaan.
Perubahan ini terjadi terutama pada generasi muda.
Ini jelas
sebuah kecenderungan yang perlu secara khusus mendapat perhatian tersendiri.
Dapat dibayangkan, bagaimana jadinya sektor pertanian negeri ini jika 50% lebih
pelakunya mereka yang sudah berusia lanjut. Apabila tidak tertangani dengan
baik, dikhawatirkan yang akan muncul kemudian fenomena "no-hope agricultural", terutama bagi generasi muda dalam
lingkup masyarakat pertanian itu sendiri.
Anda
harus waspada dan berhati-hati! Sebab, di sini ada jebakan kepahlawanan yang
sering menipu banyak orang. Sahabat para pahlawan belum tentu juga pahlawan. Inilah
tipuannya. Para pahlawan mungkin tidak tertipu, tetapi orang-orang yang bersahabat
dengan para pahlawanlah yang lebih sering tertipu.
Dalam
lingkungan pergaulan, para pahlawan adalah parfum. Apabila berada di tengah
kerumunan, maka semua orang akan kecipratan keharumannya. Apabila ada
"orang lain" yang mulai mendekat dan mencium keharuman itu, mungkin
ia sulit mengenali dari mana keharuman itu berasal. Situasi ini tentu saja
menguntungkan orang-orang yang mengerumuni sang pahlawan: mendapatkan peluang
untuk diduga sebagai pahlawan.
“Siap yang cepat-cepat bekerjasama dalam
dakwah islam ini, dia akan mendapatkan kebaikan yang lebih baik.” Hasan Al-
Banna
Sejarah para syuhada dalam
dakwah islam banyak mengukir perjalanan panjang yang begitu mulia. Salah satu
tokoh Duta islam pertama kali yang dipercaya oleh rosul untuk membangun
peradaban islam di Madinah. Ya, Mush’ab Ibn Umair yang bertempur dengan sangat
dahsyat di medan uhud hingga menemui syahid dalam keadaan tubuh mengenaskan.
Abu Dajana rela menjadi tameng bagi Rasulullah,meski untuk itu anak panah masuk
menancap di punggungnya dengan tidak bergerak se inchi pun.
Sebuah pengorbanan yang
tentunya tidaklah umum dilakukan oleh manusia pada umumnya. Mereka mampu
meraskan kenikmatan di jalan kebenaran. Menikmati lezatnya iman dan mahabah
bersama kekasihNya. Seperti halnya dakwah para pelakunya dalam kondisi apapun,
seorang mukmin akan senantiasa menikmati dan mencintainya.
Celupan Allah mampu merubah
yang batil menjadi kebaikan. Abu jahal yang ternyata diam-diam juga mengakui
kebenaran apa yang dibawa nabi Muhammad SAW. Lantaran rasul tak pernah
berbohong.
Potret pemuda sebagai produk budaya hari ini sangat jelas
memberikan pengaruh bagi perkembangan suatu bangsa. Baik dari sudut pandang
ekonomi, teknologi maupun politik dimana dari ketiga wawasan inilah yang
senantiasa dijadikan titik tolak dalam upaya pembenahan bangsa ini. Begitu
banyak episode dalam sejarah bangsa ini yang berangkat dari peran pemuda karena
beberapa karakteristiknya yang dominan. Salah satunya adalah pemahaman mereka
tentang permasalahan rakyat dan tidak ragu-ragu dalam berkorban demi
kepentingan rakyat.
Perlu juga digarisbawahi bahwa pemuda sebagai produk
budaya akan membawa dampak yang begitu luar biasa apabila jati diri sebagai
agen peubah dibawa ke arah dekonstruksi sosial budaya. Pembangunan bangsa
sangat berpengaruh dari peran dan interaksi antara pemuda dengan budaya itu
sendiri. Dengan demikian, aspek budaya harus menjadi variabel yang integral
dalam kerangka antisipasi terhadap akibat-akibat sosial budaya dalam
pembangunan bangsa.
Sepanjang hidup tak pernah
kita terfikirkan bahwa ibadah kita (shalat) mempunyai sejuta kebermanfaatan
bagi tubuh bagi yang melaksanakannya. Shalat 5 waktu merupakan rukun islam yang
kedua dimana amal ini akan menyempurnakan keislaman kita.
Melaksanakan sholat memang
tidak cukup sekadar benar gerakannya semata, namun ibadah ini haruslah
dilakukan sesuai dengan tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah
Muhammad S.A.W, jadi harus dilakukan dengan khusyuk dan tuma’ninah.
Rasulullah SAW bersabda
“Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah.” Saat
melakukan takbir Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ke atas hingga
sejajar dengan bahu-bahunya (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar). Seperti kita ketahui
bahwa takbir dilakukan pada waktu hendak ruku, dan ketika bangkit dari ruku.
Gerakan ini mempunyai beberapa makna dan manfaat
I. MUQODIMAH
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang
berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain
Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan” (Q.S.At-taubah
: 16)
“Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang
bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka
tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak
lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang
sabar” (Q.S.Ali
‘Imran : 146)
“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia
menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia
berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena
kepintaranku". sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu
tidak mengetahui.” (Q.S
Az-Zumar : 49)
Ujian
akan menimpa siapa saja, tak terkecuali ujian dakwah. Jangankan kita yang belum
jelas posisinya disisi Allah, ujian juga dialami oleh para nabi dan rosul.
Nestapa Adam dan Hawa, Tragedi Nuh dan anaknya, Derita Ayyub, Fitnah yang
menimpa Yusuf hingga dipenjara, Diusirnya Musa dari negerinya, Fitnah yang
menimpa maryam, Pun Muhammad mengalami ulah jahil kaumnya. Ujian pasti datang.
Ikhwahfillah,
mari kita perhatikan saat layang-layang terbang tinggi ke udara, ia terbang
bukan karena maunya sendiri, ia semakin tinggi bila angin yang menerpanya
semakin kencang. Tentu juga bukan sekedar karena jasa kencangnya tiupan angin.
Tali kendali itulah yang memainkan peran. Bila angin tak ada , tali kendali
itulah yang memainkan peran. Bila angin tak ada, tali kendali memainkanya agar
dapat menagkap angin. Pun bila angin begitu kencang tali kendali yang tetap
memainkan peran. Dan layang-layang terbang keudara semakin jauh meninggalkan
bayang-bayangnya. Tanpa tali kendali laying-layang bisa terbang tanpa arah dan
tujuan.
Sejarah mencatat, ada banyak perempuan yang hidup sezaman dengan Kartini
yang namanya begitu saja dilupakan dalam perannya memajukan pendidikan
kaum hawa di negeri ini. Di antara nama itu adalah Dewi Sartika
(1884-1947) di Bandung yang juga berkiprah memajukan pendidikan kaum
perempuan. Dewi Sartika tak hanya berwacana, tapi juga mendirikan
lembaga pendidikan yang belakangan bernama Sakolah Kautamaan Istri
(1910). Selain Dewi Sartika, ada Rohana Kudus, kakak perempuan Sutan
Sjahrir, di Padang, Sumatera Barat, yang berhasil mendirikan Sekolah
Kerajinan Amal Setia (1911) dan Rohana School (1916).
Kartini, seperti yang tersirat dalam tulisan Prof Harsja W
Bachtiar, adalah sosok yang diciptakan oleh Belanda untuk menunjukkan
bahwa pemikiran Barat-lah yang menginspirasi kemajuan perempuan di
Indonesia. Atau setidaknya, bahwa proses asimiliasi yang dilakukan
kelompok humanis Belanda yang mengusung Gerakan Politik Etis pada masa
kolonial, telah sukses melahirkan sosok yang Kartini yang ”tercerahkan”
dengan pemikiran Barat.
Kartini adalah sosok yang diciptakan oleh Belanda untuk
menunjukkan bahwa pemikiran Barat-lah yang menginspirasi kemajuan
perempuan di Indonesia
Kebanyakan orang yang menjadikan Kartini sebagai ikon perjuangan
perempuan Indonesia, tak melihat sisi lain dari pemikirannya yang sangat
berbau Theosofi dan kebatinan. Padahal, banyak tokoh wanita lain yang
hidup semasa dengannya, yang berjuang secara nyata dalam dunia
pendidikan, bukan dalam wacana surat menyurat seperti yang dilakukan
Kartini.
Tanggal 21 April dikenal sebagai Hari Kartini. Hampir semua perempuan
di Indonesia, termasuk kaum muslimah, yang ikut-ikutan memperingati
hari tersebut tanpa mengetahui latar belakang sejarahnya yang jelas.
Siapa sesungguhnya Kartini? Siapa orang-orang yang mempengaruhinya?
Bagaimana corak pemikirannya?
Selasa, 17 April 2012
SANG LELAKI: kekuatan apa ini? yg sesekali waktu menguatkan
& mencerahkan hatiku.Meski kadang menghadirkan perih &
meruntuhkan pertahananku. Ah, ku temukan dia dlm kelelahan jiwanya.
Ketika mata bertemu pandang, aku tau, dia telah menyerah pada kelelahan.
Hatinya tlah menyerah pada kesunyian,Siapakah kau? Wanita bertudung
kesunyian ataukah bertudung kegelapan. Aku terus bertanya, Tak ku
temukan jawab, sampai ku temukan dia dalam rengkuhanku. Cinta
Sabtu, 14 April 2012
Belum hilang rasa kantuk dari mukanya, seorang yang biasa dipanggil
ahmad itu bergegas menyiapkan berbagai perbekalannya karena harus
mengisi halaqah di desa seberang yang jaraknya lumayan jauh. Dengan
perjalanan sekitar 1 jam menuju tempat halaqahnya, ia harus menempuh
jarak itu dengan menggunakan sepeda bututnya yang ia pakai sejak ia
masih di SMP itu. Masih terasa nikmat Qiyamullailnya tadi malam dalam
lantunan dzikirnya sambil menelusuri perjalanan indahnya menuju tempat
halaqahnya.
Sambil menikmati pejalanan panjangnya, sesekali ia berfikir akan perjalanan panjang dakwah ini yang mungkin sangat lebih jauh lagi dari perjalanan yang ia lakukan saat ini. Ia melihat ada celah sejarah yang sangat besar dalam mencapai tujuan dakwah ini. Celah antara realitas umat hari ini dengan realitas umat yang ia impikan, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai islam. Islam tumpuan kehidupan masyarakat, Al Qur’an menjadi pedoman, Rasulullah manjadi panutan hingga kenikmatan syahid menjadi cita-cita. Tetapi ia yakin bahwa satu batu bata yang akan ia bangun hari ini akan menambah kekuatan bangunan dakwah dimasa depan. Bismillah....
Sambil menikmati pejalanan panjangnya, sesekali ia berfikir akan perjalanan panjang dakwah ini yang mungkin sangat lebih jauh lagi dari perjalanan yang ia lakukan saat ini. Ia melihat ada celah sejarah yang sangat besar dalam mencapai tujuan dakwah ini. Celah antara realitas umat hari ini dengan realitas umat yang ia impikan, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai islam. Islam tumpuan kehidupan masyarakat, Al Qur’an menjadi pedoman, Rasulullah manjadi panutan hingga kenikmatan syahid menjadi cita-cita. Tetapi ia yakin bahwa satu batu bata yang akan ia bangun hari ini akan menambah kekuatan bangunan dakwah dimasa depan. Bismillah....
Sahabat Rasul yang satu ini berasal dari suku Quraisy, sama seperti Nabi
Muhammad SAW. Selain penampilan sewaktu mudanya yang tampan dan
rupawan, ia pun dibesarkan dalam keadaan yang serba kecukupan dan
dimanjakan oleh kedua orang tuanya. Tak mengherankan jikalau ia menjadi
buah bibir gadis-gadis Mekkah dan bintang di tempat-tempat pertemuan.
Keislaman Mush'ab bin Umair diawali ketika ia mendengar tentang muhammad SAW yang mendakwahkan dirinya sebagai Rasulullah dan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah yang Esa. Setelah mendengar Rasulullah sering mengadakan pertemuan dengan para sahabatnya di rumah Arqam bin Abil Arqam, ia pun menyempatkan diri mengikuti majelis yang di dalamnya dibacakan ayat-ayat Al Qur'an. Wahyu yang kala itu dibacakan oleh Rasulullah didengar oleh Mush'ab hingga merasuki hatinya dan menjadi jalan hidayah Allah kepadanya.
Untuk beberapa saat lamanya, Mush'ab menyembunyikan keislamannya. Namun suatu ketika ada seseorang yang melihat gelagat Mush'ab sebagai orang yang telah mengikuti agama Muhammad dan memstorieshukan hal ini kepada ibunya. Sejak peristiwa ini cobaan terhadap keimanan sang pemuda pun mulai datang silih berganti. Mulai dari ibunya yang kemudian memenjarakannya di sebuah tempat terpencil, dua kali hijrah ke Habsyi, hingga pengusiran oleh ibunya yang tidak lagi sudi menganggapnya sebagai anak kandung. Ini juga berarti akhir dari kehidupan mewah dan perlente pemberian orang tuannya yang selama ini dinikmatinya. Begitulah, pemuda rupawan ini lebih memilih hidup miskin dan sengsara, dengan pakaiannya yang kasar dan usang, sehari makan dan beberapa hari lapar demi cintanya pada Allah.
Keislaman Mush'ab bin Umair diawali ketika ia mendengar tentang muhammad SAW yang mendakwahkan dirinya sebagai Rasulullah dan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah yang Esa. Setelah mendengar Rasulullah sering mengadakan pertemuan dengan para sahabatnya di rumah Arqam bin Abil Arqam, ia pun menyempatkan diri mengikuti majelis yang di dalamnya dibacakan ayat-ayat Al Qur'an. Wahyu yang kala itu dibacakan oleh Rasulullah didengar oleh Mush'ab hingga merasuki hatinya dan menjadi jalan hidayah Allah kepadanya.
Untuk beberapa saat lamanya, Mush'ab menyembunyikan keislamannya. Namun suatu ketika ada seseorang yang melihat gelagat Mush'ab sebagai orang yang telah mengikuti agama Muhammad dan memstorieshukan hal ini kepada ibunya. Sejak peristiwa ini cobaan terhadap keimanan sang pemuda pun mulai datang silih berganti. Mulai dari ibunya yang kemudian memenjarakannya di sebuah tempat terpencil, dua kali hijrah ke Habsyi, hingga pengusiran oleh ibunya yang tidak lagi sudi menganggapnya sebagai anak kandung. Ini juga berarti akhir dari kehidupan mewah dan perlente pemberian orang tuannya yang selama ini dinikmatinya. Begitulah, pemuda rupawan ini lebih memilih hidup miskin dan sengsara, dengan pakaiannya yang kasar dan usang, sehari makan dan beberapa hari lapar demi cintanya pada Allah.
Di saat aku dengan pikunnya mengulang terus-menerus ucapan yang membosankanmu.
Bersabarlah mendengarkanku. Jangan memotong ucapanku.
Di masa kecilmu, aku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.
Di saat aku membutuhkanmu untuk memandikanku. Janganlah menyalahkanku.
Ingatkah di masa kecilmu, bagaimana aku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?
Di saat aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern.
Janganlah menertawaiku. Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang kau ajukan saat itu.
DI saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan.
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku, seperti bagaimana di masa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk berjalan.
Bersabarlah mendengarkanku. Jangan memotong ucapanku.
Di masa kecilmu, aku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.
Di saat aku membutuhkanmu untuk memandikanku. Janganlah menyalahkanku.
Ingatkah di masa kecilmu, bagaimana aku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?
Di saat aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern.
Janganlah menertawaiku. Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang kau ajukan saat itu.
DI saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan.
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku, seperti bagaimana di masa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk berjalan.
Dalam sehari kita
ketahui hanya 24 jam yang akan kita lalui,dalam sebulan ada 4 pekan yang
kita miliki.tapi Nafas dakwah tidak terbatas oleh sekat waktu atau
teritori.Dakwah akan selalu menggelora dalam kehidupan kita.Ya,hanya
segolongan manusia yang memahami tujuan dakwah.tentunya dalam hidup ini
wasilah dakwah yang kita gunakan beragam sektor.berwujud lembaga atau
kelompok-kelompok diskusi kecil.Bukan lain atau tidak bisa kita pungkiri
Asholah dakwah yang harus kita kokohkan bukan kepentingan golongan atau
kelompok.Karena dakwah ini memiliki tujuan yang begitu mulia dihadapan
Sang Khaliq.Allah adalah tujuan kami,Rasululloh teladan Kami,Al Qur’an
adalah pedoman hidup kami,Mati syahid adalah cita-cita kami tertinggi.
Di tengah realitas problematika bangsa kita hari
ini adalah sederet agenda-agenda besar yang mesti kita lakukan demi
membuat kehidupan ini lebih baik, adalah tugas kita bagaimana memerankan
salah satu peran mahasiswa di tengah kehidupan sosial kemasyarakatan
yakni peran politis, mahasiswa adalah representasi dari masyarakat yang
pro kepada kebenaran dan perubahan yang lebih baik.
Sebelum kita
melangkah lebih jauh ke dalam bahasan ini, saya mengutip perkataan Ust
Anis Matta dalam sebuah sesi beliau mengatakan , syarat pertama yang
harus dilalui oleh umat ini adalah al yaqizhatur Ruhiyah (Kebangkitan
spiritual), tema ini adalah salah satu episode terpenting dalam
episode-episode kebangkitan umat, kalau kita memandang dalam konteks
dakwah adalah salah satu kebangkitan itu adalah tersampaikannya risalah
ini kepada seluruh manusia, sebagaimana yang Allah SWT katakan dalam Al
Qur’an kisah Ashhabul ukhdud, walaupun secara kasat mata sang
pemuda mukmin mati dipanah akan tetapi semangat keteguhan,
idealismenya dalam mempertahankan ideologinya menghujam ke dalam
sanubari manusia yang menyaksikan proses kematiannya.
Ketika kita berbicara tentang prosesi politik yang tak lama lagi akan bergulir, ini adalah free research untuk
mengetahui sasaran loyalitas (wala’ wa baraa) umat Islam di Indonesia.
Dalam perjalanan sirah kita dapat mengambil point of information
bahwasanya setiap prosesi kebangkitan tidaklah terealisasi melainkan
dengan jalan ishlaahur ruh (perbaikan ruhiyah), Ishlahul Ittijah (perbaikan orientasi) dan Ishlahul mabda’ (perbaikan
prinsip), ini merupakan agenda-agenda yang mesti dilakukan ketika kita
hendak menebar cahaya kebaikan di setiap lini kehidupan manusia.
Setidaknya ada dua agenda penting yang mesti kita lakukan dalam strategi
perjuangan ruhiyah yang sedang kita jalani saat ini.
Langganan:
Postingan (Atom)