Cinta adalah rasa yang kuucap dalam setiap desah
dan cuaca tak sampai-sampai getarnya padamu
dan cuaca tak sampai-sampai getarnya padamu
^Mata Ketiga Cinta^
Hembusan
atas kelembutan cinta sejatinya kan selalu kita rasakan dengan orang-orang yang
kita sayangi. Tak sederhana untuk menyadari yang kita pikirkan jika kita
mencintai insan yang membangun cinta untuk senantiasa mengharapkan RidhoNya.
Rasa yang terucap hingga setiap desah nya tak sulit sama sekali tak sulit. Namun
Cinta selalu mewarnai setiap episode perjuangan hidup kita. Cinta adalah warna
di setiap episode yang selalu terurai dalam kebencian, kesedihan, kebahagiaan,
kegagalan, kesuksesan dan episode-episode lainnya. Cinta
yang hadir diantara dua insan merupakan hadiah yang terindah dari Rabb kita.
Namun, mampukah kita menjaga cinta itu? Sebuah hadiah dari Maha Agung. Cinta
terhadap insan bisa jadi menyeretmu kedalam ruang membingungkan dan
meninggalkan sendirian. Kita seharusnya menyadari jikalau sebuah pilihan yang
kita ambil adalah Mencintai maka Sejatinya kita siap untuk Disakiti. Orang yang
mencintai, ia pasti tau cara untuk menyakitinya. Apalagi saat hati terbakar
sebuah cemburu, bisa jadi kita kehilangan kemampuan untuk berpikir realistis. Realitanya episode
cinta banyak warna, Sering kita melihat sebuah kisah cinta yang selalu
diharapkan menjadi pendamping hidupnya namun tak berujung sebuah janji sakral
yakni sebuah pernikahan. Bahkan sebuah penantian yang begitu panjang, ya pada
akhirnya berbenturan dengan apa yang kita cintai tapi ia mencintai yang lain.
Rumit bukan jika bicara cinta, merenungi nasib sebuah kegagalan cinta hanya
akan menambah beban kesedihan bagi yang mengalami. Kegagalan seseorang dalam
membangun cinta tentunya bukanlah orang yang berlarut-larut dalam
kemalangannya. Cinta jika disikapi dengan baik dan penuh kesabaran maka akan
berbuah kedewasaan dan selalu bersyukur atas karunia cinta yang diberikan Sang
Maha Agung.
Kala
cinta menyengat sebuah hati, maka yang terbesit dalam nurani kita, Apakah salah
jika seseorang yang mencintai manusia lainnya sebelum halal baginya? Rasa suka
atau tertarik hingga terpesona sebelum menikah sepertinya tak menjadi masalah.
Bukan menjadi sandungan masalah jika hanya sebatas menaruh simpati dan kagum,
menyukai keteladanan dalam pribadinya. Apakah cinta harus berucap hingga
meyelimuti hati? Pastinya ada sebuah harapan kepada seorang yang kita cintai
untuk menjadi bagian dari separuh hidupnya, Hal ini juga bukan sebuah
kesalahan. Menjadi fitrah manusia mencintai dan mengharapkan pasangannya adalah
Orang yang shalih/shaliha, mempesona, mengagumkan dan terdapat keteladanan yang
sangat baik dalam dirinya. Tapi haruskah kita mencintainya? Dan apakah harus
Fulan/ah?
Sebuah
kewajaran jika hati kita terpikat dan menentukan pilihan bahwa ia adalah
pasangan terbaik kita itu hal yang manusiawi. Tapi mencintainya, wajarkah? Kita tersadar betul
bahwa Allah Penguasa Hati, Dia membolak-baliknya, maka Menikahi orang yang dicinta itu
kemungkinan, mencintai orang yang dinikahi itu kewajiban. Apakah kita merasa yakin bahwa ia adalah pasangan terbaik
kita? Tapi jika bukan, betapa kasihan pasangan kita yang sebenarnya. Ia punya hak yang
seharusnya mendapatkan cinta seutuhnya, namun sebagian hati telah tertawan pada
hati yang lain. Ia yang seharusnya kita cintai, tapi nyatanya hanya mendapatkan
sisa-sisa cinta dari sekeping hati kita yang rapuh ini. Cinta menyapa penuh
kelembutan, Tak
ada cinta yang sempurna, tetapi selalu ada ruang menyempurnakan cinta. Tulang rusuk tak akan pernah tertukar, Allah tahu siapa yang
terbaik untuk hambanya. Tak perlu galau karena kesibukan kita untuk mencintai
hati yang belum tentu ia cinta seperti kelembutan kita mencintainya. Kalau ia
cinta, itupun belum tentu skenario Allah menakdirkan untuk berjodoh dengan
pilihan kita. Tak sampai ada lubang dalam hati,yang kian mencari penutupnya.
Yang kita nikahi adalah kewajiban kita untuk mencintainya. Bukan sebuah
serpihan cinta yang kita berikan. Seharusnya Langkah terbaik sekarang, kita persiapkan
diri dan menghijab hati untuknya. Aku ingin mencintaimu tanpa tapi. Ketahuilah kawan, Cinta itu
ada jatuh & bangunnya. Walau pernah ia jatuh pada sosok yang keliru,
bersiaplah membangun cinta dengan siapapun yang diridhaiNya.
Sungguh
maha dahsyat rasanya jika kita mencintai apa yang kita miliki. Dalam hidup
cinta terus mewarnai kesyukuran dan kesabaran. Kesabaran akan membuahkan hasil.
Kebahagiaan cinta yang kita miliki bukan suatu hal yang sulit untuk kita
wujudkan. Allah membersamai kemudahan disetiap kesulitan. Hati nan damai dan
tenang membersamai nafas kelembutan atas cinta.
Cinta
kepada manusia tak pernah berujung sebuah keabadian. Kelembutan atas cinta akan
mengalir hingga bermuara pada yang Maha Agung. Kewajiban mencintai pasangan
yang kita nikahi adalah wujud kecintaan kita pada Sang Penguasa Cinta. CintaNya
begitu luas hingga tanpa batas. Dialah yang berhak mendapat persembahan cinta
yang seutuhnya. Kecintaan kita tak terlepas dari cintaNya. Jikalau rasa
kegundahan hati, kemana cinta harus terpaut dengan ikatan yang jelas halal?
maka kegalauan serta kegelisahan tidak menjamur dalam hati. Janganlah berduka,
sungguh Allah bersama kita, ingat dan
dekatilah, takut dan berharaplah, memuji dan mengabdilah, Cintailah. Yakinlah Dia tak akan menyia-nyiakan kecintaan kita yang
seadanya ini. Jikalau kita mendapati skenario Allah yang tak sesuai dengan apa
yang kita harapkan, bukan Allah tak sayang dan cinta kepada kita. Tapi Allah
menginginkan kita melipatgandakan sabar dan memaknai syukur atas Nikmat dan
kelembutan cintaNya. Allah,
jangan henti namaMu hadir dalam hatiku. jadikan ia selalu menggigil takut,
mendecah harap, mendesir cinta. Selalulah berhajat pada Allah agar ingat
padaNya. Selalulah panjatkan doa agar kau mesra. Selalulah hidupkan taqwa, agar
kau cinta. Jadikan
cintamu pada Allah bagai bumi yang subur, di situ tumbuh segala cinta pada
selainnya yang membuahkan kemaslahatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar