Kehidupan
kian mencekik bagi seorang Bocah 11 tahun. Yayu wandini yang biasa dipanggil
Ayu, adalah seorang pencari paku demi menopang hidup keluarganya. Sepulang
sekolah Ayu tidak bisa menikmati masa-masa kecilnya dengan penuh canda dan tawa.
Terkadang waktu bermain Ayu harus dikorbankan untuk mencari paku demi mendapat
kepingan rupiah. Berbekal karung dan senjata andalan yang berupa magnet. Ya
bermodal magnet Ayu mulai menuju tempat pembuangan sampah dan tumpukan rongsokan.
Bagi ayu dengan bekerja sebagai pencari paku merupakan wujud bakti kepada orang
tua. Bau tengik yang menyengat bagi Ayu sudah menjadi biasa walau kesehatannya
terancam. Ditambah, dibawah terik matahari yang menyengat kulitnya ia terus
mencari serpihan logam di tumpukan-tumpukan rongsokan. Tak cukup banyak paku
dan logam-logam yang didapat ayu, ia mencari di selokan-selokan atau pinggiran
jalan yang dilalui langkah ayu. 2-3 jam Ayu terus mencari rezeki demi mendapat
kepingan rupiah. Ayu sangat bahagia bisa membantu kedua orang tuanya, walau ia
telah banyak kehilangan masa bermainnya. Acap kali Ayu sering mendapat ejekan
dari teman sebayanya “Ayu kadang sedih, menanggung semua ejekan yang
dilontarkan pada Ayu sebagai pencari paku”. Ayu hanya ingin membahagiakan orang
tuanya dengan mencari paku.